Rabu, 20 Maret 2013

Inseminasi Dalam Rahim


Apa yang dimaksud dengan inseminasi dalam rahim?
Inseminasi dalam rahim adalah suatu teknologi reproduksi berbantu yang paling simpel, di mana sperma suami yang sudah diproses dimasukkan melalui kateter kecil langsung ke dalam rahim.
Mengapa sperma perlu diproses?
·        Untuk mendapatkan spermatozoa yang baik berupa bentuk maupun geraknya
·        Memisahkan sel-sel lain yang merugikan
·        Memisahkan bahan yang dapat menimbulkan kontraksi rahim pada saat inseminasi


Tujuan inseminasi dalam rahim
Mempersingkat waktu terjadinya kehamilan pada kasus-kasus:
  •  Unexplained infertility (Keadaan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya, di mana pada pemeriksaan standar, kedua pasangan tampaknya ‘normal’
  •  Infertilitas karena faktor suami yang  ringan – sedang
  • Masalah servical mucus (lendir servix) pada istri
  • Gangguan ovulasi
    Penatalaksanaan inseminasi dalam rahim terbagi beberapa tahap :

  • Stimulasi ovarium
  • Monitoring perkembangan folikel
  • Ovulasi
  • Preparasi sperma
  • Inseminasi
  • Follow-up
   Persiapan preparasi sperma
Pada saat menjelang inseminasi suami mengeluarkan sperma dengan ketentuan:
  • Pengeluaran sperma dilakukan di Klinik Andrologi RSUD dr. Soetomo
  •  Tidak mengeluarkan sperma 2-7 hari
  • Bersihkan alat kelamin dan sekitarnya dengan air kemudian dikeringkan menggunakan tisu
  • Pengeluaran sperma dengan cara /masturbasi (onani)


   Beberapa teknik preparasi sperma


  • Swim-up (Pencucian Renang Atas)
  • Column Gradient (kolom bertingkat)
  • Sebelum dilakukan inseminasi, pasien harus menjalani skrining untuk menghindari penyakit yang bisa ditularkan lewat sperma
          *  Hepatitis B
          *  Hepatitis C
          *  HIV
          *  Penyakit menular seksual lainnya 

Sperma  yang telah dipreparasi diinseminasikan ke dalam rahim pada saat ovulasi. Ovulasi biasanya terjadi 24 jam setelah induksi ovulasi.


    Berapa kali inseminasi dalam rahim dikatakan gagal?
    Bila inseminasi dalam rahim telah dilakukan maksimal 6 kali dan sudah dievaluasi tetap
     tidak terjadi kehamilan maka inseminasi dikatakan gagal